GEOLOGI LINGKUNGAN
ANALISIS BENCANA
GEMPABUMI SEBAGAI GERAKAN TANAH DI KABUPATEN SIGI
NAMA KELOMPOK
KHAIRUNNISA RAMADHANI F 23115002
ANDI RIZA NADZIFA F 23115003
ICHWANUK MUSLIMIN F 23115013
BETH NOEL SALU F
23115030
AHMAD RIZAL F 23115039
NUNUNG BEVITASARI F 23115004
AIDIL FITRAH F 23115044
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
Program Studi S1 Perencanaan Wilayah & Kota
UNIVERSITAS TADULAKO
KOTA PALU
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia terdiri dari gugusan
kepulauan dengan potensi bencana yang sangat tinggi dan juga sangat bervariasi
dari aspek jenis bencana. Kejadian bencana selalu memberikan dampak yang
mengejutkan dengan mengakibatkan kerugian baik jiwa manusia maupun materi serta kerusakan prasarana dan sarana yang dapat
mencapai jumlah yang sangat besar dan diperlukan dana yang cukup besar pula
untuk pemulihannya. Bagi mereka yang menjadi korban bencana pada umumnya berada
dalam kondisi kekurangan pangan dan gizi yang merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang serius dan dapat menjadi penyebab utama kematian,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Bencana merupakan
suatu gangguan serius terhadap masyarakat yang menimbulkan kerugian secara
meluas dan dirasakan baik oleh masyarakat, berbagai material dan lingkungan
(alam) dimana dampak yang ditimbulkan melebihi kemampuan manusia guna mengatasinya
dengan sumber daya yang ada (Asian Disaster Reduction Center (2003)).
Sulawesi Tengah merupakan wilayah di
Indonesia Timur yang berada dalam jalur rawan gempa bumi dan tsunami. Kota Palu
sebagai Ibukota Sulawesi tengah sudah termasuk daerah rawan gempa karena
memiliki aktivitas tektonik tertinggi di Indonesia. Penyebab utamanya tidak
lain adalah karena adanya patahan kerak bumi (sesar) berdimensi cukup besar,
dikenal dengan sesar Palukoro. Sesar Palukoro memanjang mulai dari Selat
Makassar sampai pantai utara Teluk Bone dengan panjang patahan sekitar 250
kilometer. Sesar Palukoro merupakan pertemuan lempeng lempeng tektonik Pasifik,
Euro-Asia dan Indo-Australia.
Wilayah Kabupaten Sigi dibangun oleh
rangkaian pegunungan dengan celah yang sempit dan dalam. Adapun dibagian barat
terdapat pelusuran lembah dan merupakan ekspresi morfologi dari adanya patahan
transcurrent besar yang dinamai fossa
sarasina (Sarasin, 1901 dalam Katili, 1980 dalam studi Pola Pengelolaan SDA
WS Palu Lariang, 2006). Kabupaten Sigi tergolong pada wilayah yang memiliki
sensivitas bencana yang tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang timbul dalam penelitian ini adalah :
1. Apa
penyebab terjadinya gempa bumi di kabupaten sigi?
2. Bagaimana
kondisi geologi di kabupaten sigi?
3. Bagaimana
struktur tanah di kabupaten sigi?
4. Apa dampak
dari gempa bumi yang terjadi di daerah kabupaten sigi?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan yakni :
1. Mengetahui
penyebab terjadinya gempa bumi di kabupaten sigi.
2. Mengetahui
kondisi geologi di daerah kabupaten sigi.
3. Mengetahui
struktur tanah di kabupaten sigi.
4. Mengetahui
dampak dari gempa bumi yang terjadi di daerah kabupaten sigi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah dapat
memberikan informasi yang jelas dan transparan mengenai daerah-daerah yang
memiliki potensi gempa bumi, serta meningkatkan kewaspadaan masyarakat sekitar.
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN
2.1
Definisi Gempabumi
Lempeng bumi selalu bergerak karena
gaya dari dalam bumi. Gaya ini menyebabkan bagian lempeng bumi terus berpindah,
sehingga menekan bagian lempeng yang lain. Untuk mengimbangi tekanan tersebut,
bagian lempeng merenggang, menekan fan menekuk seperti tarikan plastik atau
karet. Tetapi jika gaya terlalu besar, lempeng tersebut akan patah. Patahan ini
yang menghasilkan gelombang seismik yang mengakibatkan getaran pada permukaan
bumi. Getaran inilah yang biasanya disebut Gempa Bumi (Emmons,1960 and Wilson
1961).
Gempabumi (earthquakes) adalah getaran
tanah yang ditimbulkan oleh lewatnya gelombang seismik yang dipancarkan oleh
suatu sumber energi elastik yang dilepaskan secara tiba-tiba. Gelombang yang
dipancarkan mengakibatkan getaran melalui batuan bumi. Gempabumi merupakan
salah satu fenomena alam yang sangat merusak dan sering kali lebih menakutkan
dari pada letusan gunungapi, karana guncangan gempa bumi akibat patahan ini
langsung pada tanah, yang sejak dulu kita anggap stabil (Emmons, 1960).
Gempabumi adalah suatu sentakan asli
yang terjadi di bumi, bersumber dari dalam bumi yang kemudian merambat ke
permukaan (Katilli, 1966). Pada saat gempabumi terjadi, yang dapat kita rasakan
adalah getaran bumi di tempat kita berpijak. Ilmu yang mempelajari gempabumi
dinamakan seismologi.
Gempabumi adalah getaran bumi atau
getaran kulit bumi secara tiba-tiba, bersumber pada lapisan kulit bumi
(litosfer) bagian dalam, dirambatkan oleh kulit bumi ke permukaan bumi. Gempabumi
di sebabkan adanya pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran)
pada bagian dalam kulit bumi secara tiba-tiba. Gempabumi termasuk bagian dari
tenaga endogen yang merusak, menyimpang dari sifat tenaga endogen pada umumnya,
yaitu membangun tetapi merupakan gejala sampingan tenaga endogen yaitu
tektonisme dan vulkanisme.
Gempabumi adalah sentakan asli dari
bumi yang bersumber di dalam bumi yang merambat melalui permukaan bumi dan
menembus bumi. Gempabumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng
bumi). Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi
apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk
dapat ditahan. Terdapat dua teori yang menyatakan proses terjadinya atau asal
mula gempa yaitu pergeseran sesar dan teori kekenyalan elastis. Gerak tiba tiba
sepanjang sesar merupakan penyebab yang sering terjadi.
Gempabumi adalah getaran yang
dirasakan di permukaan bumi yang di sebabkan oleh gelombang seismic dari sumber
gempa di dalam lapisan kulit bumi. Pusat atau sumber gempabumi yang letaknya di
dalam bumi disebut hiposentrum. Daerah permukaan bumi ataupun di dasar laut
yang merupakan tempat pusat getaran bumi merambat disebut episentrum.
2.2
Penyebab Gempabumi
Gempabumi tidak hanya terjadi akibat
patahan lempeng bumi, tetapi Emmons et.al.(1960) menyebutkan bahwa gempa
bumi selain terjadi akibat patahan lempeng bumi, juga disebabkan letusan gunung
api, tumbukan akibat ledakan bom, nuklir atau bahan peledak lainnya. Selain itu
disebabkan oleh kendaraan yang melintas seperti truk, tank, kereta api dan
fenomena alam lainnya seperti runtuhnya batuan pada jurang, gua, tambang, atau
gesekan yang bukan patahan permukaan bumi seperti longsor dan tabrakan kapal
selam pada dasar laut. Yang paling nesar berpotensi bencana alam yaitu gempa
tektonik.
Kebanyakan gempabumi
disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan
oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan
akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi
oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempabumi akan terjadi.
2.3
Jenis-Jenis Gempabumi
Dilihat dari proses terjadinya gempabumi terdiri atas beberapa
macam:
1.
Gempabumi Tektonik
Seperti diketahui bahwa kulit bumi
terdiri dari lempeng lempeng tektonik yang terdiri dari lapisan lapisan batuan.
Tiap tiap lapisan memiliki kekerasan dan massa jenis yang berbeda satu sama
lain. Lapisan kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat arus konveksi
yang terjadi di dalam bumi. Sesar aktif bergerak sedikit demi sedikit kearah
yang saling berlawanan Pada tahap ini terjadi akumulasi energi elastis.Pada
tahap ini mulai terjadi deformasi sesar, karena energi elastis makin besar.Pada
tahap ini terjadi pelepasan energi secara mendadak sehingga terjadi peristiwa
yang disebut gempabumi tektonik.Pada tahap ini sesar kembali mencapai tingkat
keseimbangannya kembali. Pergeseran ini kian lama Peristiwa inilah yang disebut
gempa tektonik yaitu peristiwa pelepasan energi secara tiba-tiba di dalam
batuan sepanjang sesar atau patahan.
2.
Gempabumi Vulkanik (Aktivitas Gunungapi )
Sesuai dengan namanya, gempa vulkanik
atau gempa gunungapi merupakan peristiwa gempabumi yang disebabkan oleh tekanan
magma dalam gunung berapi. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan
gunungapi. Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan
sekitar gunung berapi itu berada. Seperti diketahui bahwa kulit bumi terdiri
dari lempeng lempeng tektonik yang terdiri dari lapisan lapisan batuan. Apabila
keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga
akan menimbulkan terjadinya gempabumi.
3.
Gempa Runtuhan atau Longsoran
Gempabumi ini biasanya
terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempa bumi ini
jarang terjadi dan bersifat lokal. Gempabumi terjadi akibat daerah
kosong di bawah lahan mengalami runtuh. Getaran yang dihasilkan akibat
runtuhnya lahan hanya dirasakan di sekitar daerah yang runtuh.
4.
Gempabumi Buatan (Aktivitas Manusia)
Gempabumi buatan adalah gempabumi yang
disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau
palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
2.4
Proses Terjadinya Gempabumi
Gempabumi terjadi pada saat batuan di kerak
bumi mengalami tekanan yang sangat hebat oleh pergerakan lempeng-lempeng yang
menjadi landasan benua. Sebagian besar terjadi ketika dua lempengan di kerak
bumi saling bergesekan. Lempengan yang dimaksud yaitu lempeng samudera dan
lempeng benua. Ketika lempeng saling bergesek dan bertumbukan, akan
menghasilkan gelombang kejut, yang kita rasakan sebagai gempabumi. Proses
terjadinya gempabumi tersebut kira-kira adalah sebagai berikut:
|
Gambar 2.1 Proses Terjadinya Gempabumi
Lempeng samudera yang rapat massa lebih besar ketika bertumbukan dengan lempeng benua di area tumbukan (subduksi) akan bergerak menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat bergesekan dengan selubung bumi, yang lebih lanjut menyebabkan akumulasi energi di area patahan dan area subduksi. Akibatnya, di sekitar area-area tersebut terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Ketika batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses tersebut mengakibatkan getaran partikel ke segala arah yang disebut sebagai gelombang gempa bumi (seismic waves). Di sekitar daerah tumbukan lempeng-lempeng itulah gempabumi bisa terjadi.
Dalam setahun, gempabumi dapat terjadi hingga
jutaan kali akibat dari pergerakan lempeng bumi yang sangat aktif. Akan tetapi,
getarannya tidak terasa oleh manusia yang ada di atas permukaan bumi. Gempabumi
yang dirasakan oleh manusia hanya puluhan kali pada setiap tahunnya dan
akibatnya dapat merusak bangunan yang ada di atasnya. Kekuatan gempabumi diukur
dengan skala Richter. Skala Richter diukur mulai dari 1 (getaran ringan) sampai
dengan 9 (getaran merusak).
2.5
Pengukuran Gempabumi
Gempabumi yang besar berkaitan erat
dengan pelepasan energi dalam bentuk gelombang seismik dan menyebabkan getaran
pada permukaan tanah. Gelombang seismik penting diketahui agar dapat di
deskripsikan secara kuantitatif ukuran gempa bumi (Wiegel, 1970). Wiegel
menambahkan pada tahun 1935, C. F. Richter dari Institut Teknologi California
mendefenisikan kekuatan gempa dangkal:
M =
Magnetut/kekuatan gempabumi
A = Amplitudo/simpangan maksimum
Namun penggunaan magnetudo dikarenakan
permukaan bumi tidak seragam, maka M tidak semua bisa dipakai untuk
menghitung gempabumi.
Getaran gempa dari hiposentrum
merambat dan menyebar ke segala arah. Getaran itu berupa gelombang primer dan
gelombang sekunder. Dari episentrum, juga terjadi rambatan getaran di permukaan
bumi dalam bentuk gelombang panjang. Jadi, gelombang gempa dapat dibedakan
atas:
1. Gelombang
primer (P): merupakan gelombang longitudinal yang merambat di permukaan bumi
dengan kecepatan 4-7 km per detik.
2. Gelombang
sekunder (S): berupa gelombang transversal yang merambat di permukaan bumi
dengan kecepatan 2-6 km per detik.
3. Gelombang
panjang (L): merupakan gelombang permukaan dengan kecepatan lebih lambat.
Ukuran
Skala Richter
|
Keterangan
|
0,0-2,9
|
Tidak terlalu dirasakan hanya
terdeteksi oleh sismograf
|
3,0-3,9
|
Dirasakn oleh masyarakat disekitar
gempa, lampu gantung bergoyang.
|
4,0-4,9
|
Terasa sekali getaranya, jendela
bergetar, permukaan air beriak-riak, pintu terbuka-tutup.
|
5,0-5,9
|
Sangat sulit untuk berdiri tegak,
parselin dan dinding kaca pecah, lepas dari batu bara dan permukaan air
bergelombang.
|
6,0-6,9
|
Batu runtuh bersama-sama, runtuhnya
bangunan bertingkat tinggi, rubuhnya bangunan lemah, retakan pada tanah.
|
7,0-7,9
|
Tanah lonsor, jembatan roboh,
bendungan rusak dan hancur. Beberapa bangunan rusak, keretakan besar pada
tanah, rel kereta api bengkok, terjadi kerusakan besar diwilayah gempa.
|
8,0-.....
|
Dapat menyebabkan kerusakan serius
di beberapa daerah dalam radius seratus kilometer dari wilayah gempa.
|
(Sumber:
Wikipedia.com)
Tabel 1
Klasifikasi Ukuran Skala Richter
2.6
Dampak Gempabumi
Goncangan gempa bisa sangat hebat dan
dampak yang ditimbulkannya juga tidak kalah dahsyat. Gempa merupakan salah satu
fenomena alam yang menimbulkan bencana. Dilihat dari efek atau akibat yang
ditimbulkan, kejadian-kejadian yang mungkin terjadi mengiringi peristiwa gempabumi
sebagai berikut.
1.
Gelombang tsunami
Salah satu akibat dari gempabumi
adalah munculnya gelombang tsunami jika sumber gempa di bawah laut. Gelombang
tsunami tersebut muncul jika di pusat gempa terjadi patahan lempeng bumi turun
sehingga air laut surut sementara. Akan tetapi tidak lama kemudian gelombang
sangat tinggi dan berkecepatan luar biasa menerjang pantai dan masuk jauh ke
daratan. Selanjutnya gelombang ini merusak apa saja yang dilaluinya. Sebelum
tsunami muncul, biasanya muncul tanda-tanda seperti terjadi gerakan tanah,
getaran kuat, muncul cairan hitam atau putih dari arah laut, biasanya juga
terdengar bunyi keras, tercium bau garam menyengat dan air laut terasa dingin.
2.
Kerusakan bangunan
Gempa merupakan suatu pergerakan
permukaan bumi disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik yang terdapat di
bawah permukaan bumi. Dengan bergoyangnya permukaan bumi, maka
bangunan-bangunan seperti gedung sekolah, pusat pertokoan, perkantoran, maupun
rumah-rumah penduduk dapat hancur atau paling tidak retak.
3.
Mengubah topografi
atau bentuk muka bumi
Dari hasil penelitian Walhi (Wahana
Lingkungan Hidup) Yogyakarta diketahui bahwa terjadi perubahan topografi tanah
di sekitar Yogyakarta akibat gempa bumi tanggal 27 Mei 2006 yang lalu. Gempabumi
tersebut memicu longsoran tanah dan mengakibatkan perubahan struktur tanah di
daerah-daerah berlereng curam akibat guncangan gempa. Struktur tanah seperti
ini berbutir kasar dan dalam kondisi kering akan merapat. Akibat pengaruh
gempa, tegangan pori udara dalam lapisan tanah pasir meningkat, dan tegangan
efektif tanah menurun hingga mencapai nilai terendah. Dengan demikian tanah
kehilangan kekuatan sehingga mengakibatkan runtuhnya lapisan di atas pembentuk
lereng dan memicu terjadi tanah longsor.
4.
Menyebabkan
keretakan permukaan bumi
Selain tsunami dan hancurnya
infrastruktur, gempa bumi juga mengakibatkan keretakan permukaan tanah.
Keretakan ini disebabkan permukaan tanah ikut bergerak ketika lempeng
tektonik di bawahnya saling berbenturan.
5.
Menyebabkan
perubahan tata air tanah
Pada dasarnya sebelum terjadi gempa
tata air tanah bersifat terbuka, tidak bertekanan, berlapis lapis sesuai dengan
struktur batuan dan tanah sehingga ada mata air kecil, relatif besar, dan sudah
terbentuk kantong-kantong air di bawah tanah. Kantong-kantong air tersebut
secara rutin terisi oleh saluran primer, sekunder, dan tersier berdasarkan
struktur dan kestabilan tanah yang telah terbentuk sebelumnya. Ketika terjadi
gempa bumi lapisan dalam kantong-kantong air ini patah sehingga terjadi
kebocoran, lapisan tanah terkoyak, dan bergeser. Oleh karena itu wajar jika
setelah gempa tiba-tiba ada mata air yang mati, sumur kering, atau muncul mata
air baru di tempat lain. Hilangnya mata air atau munculnya mata air baru di
tempat lain akibat patahan dan pergeseran kantong-kantong air ini menunjukkan
adanya perubahan tata air setelah guncangan gempa.
6.
Mengakibatkan trauma
psikis atau mental
Ternyata bencana gempa, gunung
meletus, dan tsunami tidak hanya mengakibatkan kerusakan fisik atau bangunan,
harta benda, dan jiwa manusia, tetapi juga kondisi kejiwaan bagi para korban.
Akibat bencana tersebut, sebagian besar korban dapat mengalami penderitaan
biopsikososial yaitu gangguan akan kewaspadaan den kepekaan yang berlebihan
terhadap sekadar perubahan suara, perubahan keadaan, dan aneka perubahan kecil
lain yang sebenarnya wajar terjadi di tengah kehidupan sehari-hari.
2.7
Cara Mencegah GempaBumi
Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi
1.
Menjaga kelestarian lingkungan
2.
Tidak merusak hutan
3.
Tidak merusak alam sehingga
keseimbangan alam selalu terjaga
4.
Bangunan harus dibangun dengan
konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan gempa.
5.
Perkuatan bangunan dengan
mengikuti standar kualitas bangunan.
6.
Pembangunan fasilitas umum
dengan standar kualitas yang tinggi.
7.
Perkuatan bangunan-bangunan
vital yang telah ada.
8.
Rencanakan penempatan pemukiman
untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
9.
Zonasi daerah rawan gempa bumi
dan pengaturan penggunaan lahan.
10.
Pendidikan dan penyuluhan kepada
masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara - cara penyelamatan diri jika
terjadi gempa bumi.
11.
Ikut serta dalam pelatihan
program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi,
pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
12.
Persiapan alat pemadam kebakaran,
peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
13.
Rencana kontinjensi/kedaruratan
untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
14.
Pembentukan kelompok aksi
penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan
pertama.
15.
Persiapan alat pemadam
kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
16.
Rencana kontinjensi/kedaruratan
untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
2.8 Parameter Gempabumi
Parameter Gempa bumi menurut Boen (2000) dalam
Sudibyakto (2000) biasanya digambarkan dengan tanggal terjadinya,
waktu terjadinya, koordinat episenter (dinyatakan dengan koordinat garis
lintang dan garis bujur), kedalaman Hiposenter, Magnitude, dan intensitas
gempabumi.
1.
Epicentrum
Epicentrum (epicentre) adalah hasil
proyeksi hiposenter ke permukaan bumi, atau dapat disebut juga
sebagai titik di permukaan bumi yang didapat dengan menarik garis melalui fokus
tegak lurus pada permukaan bumi.tempat di permukaan bumi yang letaknya terdekat
terhadap hipocentrum.Letak epicentrum tegak lurus terhadap hipocentrum, dan
sekitar daerah ini pada umumnya merupakan wilayah yang paling besar merasakan
getaran gempabumi.Daerah sekitar epicentrum yang terhebat menderita kerusakan
akibat gempabumi dinamakan macroseisme yang dibatasi oleh suatu garis yang
disebut pleistosiste.
2.
Hipocentrum
Hipocentrum (hypocentre) adalah pusat gempabumi, yaitu
tempat terjadinya perubahan lapisan batuan atau dislokasi di dalam bumi
sehingga menimbulkan gempabumi. Howell (1969) telah membagi jenis-jenis
gempabumi berdasarkan kedalaman hipocentrumnya, yaitu:
a.
Gempabumi dangkal (normal),
pusatnya < 70 km.
b.
Gempabumi sedang (intermedier),
pusatnya 70 – 300 km.
c.
Gempabumi dalam, pusatnya 300 –
700 km.
Kebanyakan gempabumi yang terjadi pusatnya terletak dekat
permukaan bumi pada kedalaman rata-rata 25 kilo meter, dan berangsur ke bawah
tidak lebih dari 700 km. Gempabumi dangkal cenderung lebih kuat dari pada
gempabumi dalam, oleh sebab itu gempabumi dangkal lebih banyak menyebabkan
kerusakan. Getaran yang terjadi di hipocentrum merambat ke permukaan bumi
dengan dua macam gelaombang, yaitu :
a.
Gelombang longitudinal, atau
gelombang primer (P) dengan kecepatan rambat 7,5 – 14 km/detik. Gerakannya
searah dengan sumber getaran.
b.
Gelombang transversal, atau
gelombang sekunder (S) dengan kecepatan rambat 3,5 – 7 km/detik.
Gerakannya tegak lurus terhadap sumber getaran, bersifat merusak.
Bila hiposentrum terletak di dasar laut maka getaran gempabumi
yang terjadi dapat menimbulkan gelombang air pasang yang sangat besar dengan
ketinggian mencapai puluhan meter. Gelombang air laut yang besar seperti ini
dinamakan tsunami, bersifat sangat merusak dan dapat memporak-porandakan segala
sesuatu yang diterjangnya di tepi pantai
Gambar 2.2 Titik hiposentrum pada lapisan bumi
Apabila hiposentrum terletak didasar laut maka getaran gempabumi
yang terjadi dapat menimbulkan gelombang air pasang yang sangat besar dengan
ketinggian mencapai puluhan meter.Gelombang air laut yang besar seperti ini dinamakan
tsunami, bersifat sangat merusak dan dapat memporak-porandakan segala sesuatu
yang diterjangnya di tepi pantai.
Tempat-tempat di permukaan bumi yang berjarak sama terhadap hipocentrum
akan merasakan getaran gempabumi pada saat yang bersamaan. Garis-garis khayal
yang menghubungkan tempat-tempat di permukaan bumi yang merasakan getaran
gempabumi pada saat yang sama disebut homoseiste. Sedangkan garis-garis yang
menghubungkan tempat-tempat yang merasakan kekuatan gempanya sama, dinamakan
isoseismik atau isoseisme.
3.
Intensitas Gempabumi
Intensitas gempabumi adalah cerminan pengaruh goncangan gempabumi
terhadap tingkat kerusakan sarana dan prasarana.Beberapa faktor yang
mempengaruhi rusaknya sarana dan prasarana adalah rekayasa bangunan, jarak dari
pusat gempa dan sifat batuan.Besarnya intensitas atau kekuatan gempabumi diukur
dengan suatu alat yang dinamakan seismograf.Data hasil catatan seismograf yang
berupa grafik dinamakan seismogram.Skala Richter atau Richter Magnitude adalah
metoda kira-kira untuk menentukan besarnya energi yang dilepaskan di pusat
gempabumi. Perkiraan tersebut diformulasikan sebagai berikut :
Log E = 11,4 +
1,5 M
dimana : E =
energi (erg) M = Richter magnitude.
Indeks seismisitas juga dapat diartikan sebagai harga yang menggambarkan
jumlah total event gempa yang terjadi dalam waktu satu tahun dengan
magnitudo lebih besar dari magnitude M0pada suatu daerah
pengamatan.
Harga indeks seismisitas :
Log N1 (M ≥ M0) = a1 – bM0
bila kedua persamaan tersebut kita invers log maka didapat :
N1 (M ≥ M0)
= 10(a1-bMo)
dengan :
a1
= a‘ – log Δt
a‘
= a – log (b ln 10)
maka dapat diperoleh indeks seismisitas :
N1 (M ≥ M0)
= 10(a-log(b ln 10)-log Δt)-bMo
(Rusdin, 2009)
Keterangan :
N (M
≥ M0) = indeks
seismisitas untuk magnitudo M ≥ M0
adan
b
= konstanta hubungan frekuensi -magnitudo
M
= magnitudo
Δt
= interval waktu pengamatan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Kabupaten Sigi
terdiri atas 15 kecamatan 156 desa dengan luas wilayah sebesar 5.196,02 km2,
terletak pada koordinat 0052’16”–2003’21” LS dan 119038’45”–120021’24”
BT. Berdasarkan
posisi geografisnya, batas-batas Kabupaten Sigi adalah :
1. Sebelah Utara : Kabupaten Donggala dan Kota Palu
2. Sebelah Selatan : Provinsi Sulawesi Selatan
3. Sebelah Barat : Kabupaten Donggala dan Provinsi Sulawesi Barat
4. Sebelah Timur : Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Poso.
Seperti terlihat
pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Peta Lokasi Kabupaten Sigi
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metodologi penelitian akan menjadi
pedoman bagi seorang peneliti dalam menjalankan suatu penelitian. Oleh karena
itu, dibutuhkan suatu perencanaan yang matang dalam penyusunan metodologi
penelitian. Tahapan penelitian harus memperhatikan alur tahapan secara
sistematis dan struktual. Setiap tahapan akan diikuti oleh tahapan lain secara
terus menerus namun tidak boleh melangkahi proses sebelumnya. Dalam proses
pengumpulan data, dilakukan survei primer dan sekunder. Survei primer dilakukan
dengan melakukan wawancara kepada 3 stakeholder. Adapun tiga stakeholder yang
didapatkan melalui analisa stakeholder, yaitu BMKG Sulawesi Tengah, BPBD
Kabupaten Sigi, Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral Bagian Geologi. Sedangkan
survei sekunder terdiri dari survey instansi dan survey literatur. Survei
instansi merupakan survei yang dilakukan dalam mengumpulkan data sekunder atau
pendukung di instansi atau dinas-dinas. Studi literatur atau kepustakaan
dilakukan dengan meninjau isi dari literatur yang bersangkutan dengan tema
penelitian ini, di antaranya berupa buku, hasil penelitian, dokumen rencana
tata ruang, tugas akhir, serta artikel di internet dan media massa.
3.3 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif.
Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengumpulan data kegempaan di kabupaten
Sigi. Penelitian ini dilakukan dengan cara survei, melalui pengambilan sampel
dari suatu populasi. Apabila dilihat dari tingkat penjelasan antara kedudukan
variabel yang akan diteliti, penelitian ini menggunakan cara dekriptif untuk menampilkan
data gempa bumi dan data daerah yang di lalui sesar palukoro dan sesar lainnya.
3.4 Jadwal Kegiatan
KEGIATAN
|
MEI 2016
|
JUNI 2016
|
|||||||||||||||
13
|
14
|
15
|
16
|
28
|
30
|
31
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
||
Survei
Lokasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pelaksanaan
Sampling
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Mengelola
Data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Analisis
dan Menyusun Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
4.1.1
Gambaran
Umum Wilayah Kabupaten Sigi
Luas
wilayah Kabupaten Sigi secara keseluruhan adalah 5.196,02 km² atau sekitar 7,64
persen dari total luas wilayah Sulawesi Tengah. Kabupaten Sigi merupakan
wilayah dengan kawasan pegunungan dan perbukitan, dengan ketinggian wilayah
umumnya berada antara 60 meter sampai 700 meter diatas permukaan laut. Tingkat
kemiringan tanah/lereng antara datar sampai sangat curam. Kondisi topografi
kawasan pegunungan dan perbukitan tersebut mempengaruhi wilayah permukiman desa
dari 156 desa, terdapat 70 desa lembah dan 86 desa di pegunungan. Secara
administratif pada tahun 2013 Kabupaten Sigi terbagi menjadi 15 Kecamatan, 156
Desa.
Kabupaten
Sigi beribukota di Bora, sekitar 16 km dari Kota Palu. Secara umum wilayah
Kabupaten sigi dapat ditempuh melalui jalur darat dengan jarak antara ibukota
kecamatan dengan ibukota kabupaten yang beragam. Berdasarkan ketinggian ibukota
kecamatan yang diukur menggunakan GPS di titik-titik kantor camat, ketinggian
wilayah Kabupaten Sigi berkisar 32-1.350 m, dimana titik terendah berada di
Kantor Camat Dolo (Kota Pulu) dan tertinggi di kantor Camat Marawola Barat (Dombu).
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1
Penyebab
Terjadinya Gempa Bumi di Kabupaten Sigi
Potensi
kebencanaan pada wilayah Kabupaten Sigi tergolong pada wilayah yang memiliki
sensivitas bencana yang tinggi. Keberadaan patahan-patahan yang membentang dari
utara–selatan merupakan salah satu faktor pembatas dalam pengembangan kawasan
yang mempunyai potensi bencana gempabumi.
Adapun wilayah yang di lalui patahan sesar Palukoro dan
sesar-sesar lainnya yang membentang dari utara-selatan, tersaji pada gambar
berikut ini.
(Sumber
: ESDM Kab.Sigi)
Gambar 4.1 Peta Geologi Lintasan Sesar Palukoro Kabupaten Sigi
4.2.2
Kondisi
Geologi di Kabupaten Sigi
Dilihat
dari struktur tektonika, Kabupaten Sigi didominasi oleh lajur Sesar Palu-Koro yang berarah utara barat
laut merupakan sesar utama yang mendatar mengiris yang masih aktif hingga saat
ini dengan percepatan pergeseran berkisar antara 2-3,5 mm per tahun (Tjia, 1973; Sudrajad, 1981). Bentuknya
yang sekarang menyerupai terban yang dibatasi oleh sesar hidup lainnya,
ditandai dengan penampakan pada permukaan tanah beberapa sumber air panas.
Sesar dan kelurusaan lainnya yang tegak lurus terhadap arah tersebut terdapat
hampir diseluruh wilayah Kabupaten Sigi yang tergolong tua, sedangkan sesar
termuda tercatat terjadi pada tahun 1968 yang timbul setelah terjadi gempa bumi
di Desa Tambu Kabupaten Donggala berarah barat laut yang permukaan tanahnya
turun hingga mencapai 5 meter. Lipatan di wilayah Kabupaten Sigi merupakan
lipatan terbuka dengan kemiringan sayap mencapai 300 berarah
utara-selatan yang berkembang pada batuan neogen. Kekar hampir terdapat pada
semua jenis batuan disekitar jalur sesar, baik pada batuan milihan sedimen
maupun beku. Dibeberapa tempat mempengaruhi aliran sehingga berpola lurus atau
menyiku. Perdaunan berkembang baik pada batuan milihan, di wilayah pegunungan
Wana Kabupaten Sigi perdaunan umumnya berarah 1050 – 1700 dengan
kemiringan berkisar antara 250 – 800 .
4.2.3
Struktur
Tanah di Kabupaten Sigi
Kabupaten Sigi terbentuk karena proses tektonik yang menyebabkan
terdapat daerah yang mengalami pengangkatan dan penurunan sehingga dibeberapa
tempat permukaan tanah terangkat cukup tinggi. Kabupaten Sigi memiliki kawasan
yang meliputi dataran/lembah dan pegunungan, sehingga dapat dipetakan menjadi
dua wilayah yaitu wilayah dataran/lembah meliputi 7 (tujuh) kecamatan serta
wilayah pegunungan meliputi 8 (delapan) kecamatan dengan ketinggian umumnya 700
m diatas permukaan laut. Kabupaten Sigi memiliki karakteristik lereng yang
beragam sehingga mencapai >600 mencakup 89% luas wilayah. Wilayah
dengan topografi datar hanya sebesar 11% yang terdapat pada sekitar sungai palu
dan danau lindu. (Tabel 2)
No
|
Kecamatan
|
0-2%
|
2-8%
|
8-15%
|
25-60%
|
>60%
|
Jumlah
|
1
|
Pipikoro
|
-
|
-
|
-
|
99.641,27
|
99.641,27
|
|
2
|
Kulawi Selatan
|
-
|
1.802,55
|
-
|
39.405,05
|
41.207,60
|
|
3
|
Kulawi
|
-
|
79,46
|
-
|
113.975,54
|
114.055,00
|
|
4
|
Lindu
|
6.463,55
|
-
|
-
|
6.518,26
|
44.781,96
|
57.763,77
|
5
|
Nokilalaki
|
-
|
-
|
284,94
|
2.823,39
|
4.288,78
|
7.397,11
|
6
|
Gumbasa
|
-
|
901,66
|
2.461,13
|
464,31
|
13.438,66
|
17.265,76
|
7
|
Dolo Selatan
|
-
|
2.956,08
|
3.019,30
|
21,23
|
34.551,42
|
40.548,03
|
8
|
Tanmbulava
|
-
|
1.657,94
|
1.041,76
|
-
|
2.835,21
|
5.534,91
|
9
|
Dolo Barat
|
10,65
|
2.758,07
|
-
|
791,70
|
8.642,60
|
12.203,02
|
10
|
Marawola Barat
|
-
|
-
|
-
|
-
|
15.631,53
|
15.631,53
|
11
|
Marawola
|
393,45
|
834,52
|
-
|
472,99
|
19,53
|
1.720,49
|
12
|
Kinovaro
|
-
|
-
|
-
|
1.282,79
|
5.432,25
|
6.715,04
|
13
|
Dolo
|
1.034,63
|
2.520,88
|
40,48
|
570,87
|
862,43
|
5.029,29
|
14
|
Sigi Biromaru
|
453,22
|
4.820,23
|
5.421,50
|
-
|
19.658,07
|
30.353,02
|
15
|
Palolo
|
-
|
-
|
472,26
|
6.755,97
|
57.307,61
|
64.535,84
|
Jumlah
|
8.355,50
|
18.331,39
|
12.741,37
|
19.701,51
|
460.471,91
|
519.601,68
|
|
Persentase
|
1,61
|
3,53
|
2,45
|
3,79
|
88,62
|
100,00
|
Sumber
: Interpolasi Peta Kontur Kabupaten Sigi, 2009
Tabel 4.1 KONDISI
KELERENGAN KABUPATEN SIGI
Wilayah
Kabupaten Sigi dibagian tengah terdapat dataran rendah dan wilayah perbukitan
yang memanjang dari utara – selatan, umumnya berlereng landai hingga curam
dengan ketinggian dari 50 - 500 m diatas permukaan laut. Disekitar lembah palu
dataran perbukitan ini menyempit di daerah Desa Bora dan Desa Kulawi Kabupaten
Sigi. Wilayah pegunungan menempati sebagian besar Kabupaten Sigi terutama
dibagian selatan yang umumnya berlereng terjal dengan ketinggian 1.500 – 2.250
m diatas permukaan laut.
4.2.4
Dampak
dari Gempa Bumi yang terjadi di daerah Kabupaten Sigi
Bencana
gempa bumi di Kabupaten Sigi yang paling parah tercatat dari tahun 2012-2015
yang menghancurkan 3 kecamatan di Kabupaten Sigi pada tanggal 18 Agustus 2012 dengan
kekuatan 6,2 skala rechter (SR) pada pukul 17:41:53 WITA yang berpusat pada 27
KM Barat Daya dikedalaman 10 km barat laut Kabupaten Parigi Moutong (Sumber
BPBD Kabupaten Sigi). Dampak dari kejadian bencana dimaksud telah mengakibatkan
kerusakan di wilayah Kabupaten Sigi meliputi Kecamatan Lindu dengan tingkat
kerusakan sarana dan prasarana mencapai 75%, Kecamatan Kulawi dengan tingkat
kerusahakan sarana dan prasarana mencapai 30 % dan Kecamatan Gumbasa dengan
tingkat kerusakan sarana dan prasarana mencapai 10%. Bencana gempa bumi
dimaksud mengakibatkan pergeseran tanah yang menyebabkan kejadian tanah longsor
dibeberapa titik yang mengakibatkan terputusnya akses jalan sepanjang 17 KM
mengakibatkan terisolasinya Kecamatan Lindu dari pelayanan.
A.
Kecamatan Kulawi Kabupaten Sigi
Kondisi wilayah Kecamatan Kulawi dengan luas wilayah sebesar 114.055,00
KM2 dengan topografi kelerengan mencapai kemiringan 600 mencapai
99,93% luas wilayah atau 113.975,54 KM2 , adapun wilayah topografi
datar tersisa 0,07% atau 79,46 KM2, keadaan ini mengakibatkan banyak
warga yang bermukim disepanjang jalan menuju kota kecamatan yang secara umum
dalam kondisi rawan bencana khususnya tanah longsor. Dampak akibat bencana
gempa bumi dimaksud menimpa 10 Desa (Desa Namo, Bolapapu, Tangkulowi,
Boladangko, Salua, Matauwe, Toro, Sungku, Winatu dan Lonca) dengan rincian
kerugian sebagai berikut :
DAFTAR RINCIAN KERUGIAN AKIBAT BENCANA
KECAMATAN KULAWI KABUPATEN SIGI
PER TANGGAL 25 AGUSTUS 2012
No.
|
Uraian
|
Jumlah
|
Keterangan
|
|
1.
|
Rumah
|
888
|
Unit
|
RR 715;RB 173
|
2.
|
Korban Jiwa
|
|
|
|
|
a. Pengungsi
|
888
|
KK
|
|
|
b. Luka Berat
|
4
|
orang
|
|
|
c. Luka Ringan
|
-
|
orang
|
|
|
d. Meninggal Dunia
|
1
|
orang
|
|
3.
|
Fasilitas Umum
|
|
|
|
|
a. Sarana Ibadah
|
12
|
Unit
|
Masjid : 3
(RR);
Gereja : 9
(RR)
|
|
b. Sekolah
|
3
|
Unit
|
2 (RB); 1 (RR)
|
|
c. Kantor Desa
|
1
|
Unit
|
Rusak Ringan (RR)
|
|
d. Lumbung
|
1
|
Unit
|
Rusak Ringan (RR)
|
4.
|
Infrastuktur
|
|
|
|
|
a. Jalan Kabupaten
|
4,05
|
KM
|
Tertimbun longsoran (RR)
|
B.
Kecamatan Lindu Kabupaten Sigi
Kondisi wilayah Kecamatan Lindu dengan luas 57.763,77
KM2 dengan topografi kemiringan mencapai 600 mencapai
77,52% atau 44.781,96 KM2, pemukiman warga berkisar pada
wilayah dengan topografi kemiringan 00-250 yang mencapai
22,46% atau 12.981,81 KM2. Dampak akibat bencana gempa bumi di
Kecamatan Lindu dimaksud menimpa 4 Desa ( Desa Tomado, Puro’o, Anca dan
Langko), sebagai berikut :
DAFTAR RINCIAN KERUGIAN AKIBAT BENCANA
KECAMATAN LINDU KABUPATEN SIGI
PER TANGGAL 25 AGUSTUS 2012
No.
|
Uraian
|
Jumlah
|
Keterangan
|
|
1.
|
Rumah
|
432
|
Unit
|
RR 275;RB 157
|
2.
|
Korban Jiwa
|
|
|
|
|
a. Pengungsi
|
432
|
KK
|
|
|
b. Luka Berat
|
11
|
orang
|
|
|
c. Luka Ringan
|
9
|
orang
|
|
|
d. Meninggal Dunia
|
4
|
orang
|
|
3.
|
Fasilitas Umum
|
|
|
|
|
a. Sarana Ibadah
|
7
|
Unit
|
Masjid : 1
(RB)
Gereja : 5
(RB); 1 (RR)
|
|
b. Sekolah
|
5
|
Unit
|
RB 4; RR 1
|
|
c. PUSKESDES
|
1
|
Unit
|
Rusak Ringan (RR)
|
|
d. Balai Desa
|
1
|
Unit
|
Rusak Berat (RB)
|
|
e. Kantor Desa
|
2
|
Unit
|
1 (RB); 1 (RR)
|
4.
|
Infrastruktur
|
|
|
|
|
a. Jalan Kabupaten
|
9,75
|
KM
|
Tertimbun longsoran
|
|
b. Jembatan Kayu
|
3
|
Unit
|
Rusak Berat (RB)
|
|
c. Duiker Plat
|
7
|
Buah
|
Rusak Berat (RB)
|
|
d. Saluran Drainase
|
475
|
M
|
Rusak Berat (RB)
|
|
e. Jaringan Pipanisasi
|
4
|
KM
|
Rusak Berat (RB)
|
C.
Kecamatan Gumbasa Kabupaten Sigi
Kecamatan Gumbasa dengan luas wilayah 17.265,76 KM2,
dengan topografi kelerengan pada kemiringan lebih dari 600 mencapai
77,87% atau seluas 13.438,66 KM2.dari wilayah, dengan topografi yang
menjadi wilayah pemukiman mencapai 22,13% atau 3.827,10 KM2. Dampak
akibat bencana gempa bumi di Kecamatan Gumbasa dimaksud menimpa 4 Desa (Desa
Tuva, Pakuli, Omu dan Simoro), dengan rincian kerugian sebagai berikut :
DAFTAR RINCIAN KERUGIAN AKIBAT BENCANA
KECAMATAN GUMBASA KABUPATEN SIGI
PER TANGGAL 25 AGUSTUS 2012
No.
|
Uraian
|
Jumlah
|
Keterangan
|
|
1.
|
Rumah
|
436
|
Unit
|
RR 401; RB 35
|
2.
|
Korban Jiwa
|
|
|
|
|
a. Pengungsi
|
436
|
KK
|
|
|
b. Luka Berat
|
36
|
orang
|
|
|
c. Luka Ringan
|
18
|
orang
|
|
|
d. Meninggal Dunia
|
5
|
orang
|
|
3.
|
Fasilitas Umum
|
|
|
|
|
a. Sarana Ibadah
|
7
|
Unit
|
Masjid : 2
(RR)
Gereja : 5
(RR)
|
|
b. Sekolah
|
3
|
Unit
|
Rusak Ringan (RR)
|
4.
|
Infrastruktur
|
|
|
|
|
a. Jalan Provinsi
|
3,2
|
KM
|
Tertimbun longsoran (RR)
|
Gambar
dibawah ini merupakan rumah warga yang mengalami kerusakan paling parah akibat
gempabumi 18 Agustus 2012 di Kabupaten Sigi.
Gambar 4.1 Rumah warga yang rusak
Adapun Kerugian
Akibat Bencana Kabupaten Sigi pada 18 Agustus 2012
Secara keseluruhan rekapitulasi kerugian akibat bencana gempa bumi di
Kabupaten Sigi, sebagai berikut :
DAFTAR REKAPITULASI KERUGIAN AKIBAT BENCANA GEMPA BUMI
KABUPATEN SIGI
PER TANGGAL 25 AGUSTUS 2012
No.
|
Uraian
|
Jumlah
|
Keterangan
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
1.
|
Rumah
|
1.756
|
Unit
|
RR 1391; RB 365
|
2.
|
Korban Jiwa
|
|
|
|
|
a.
Pengungsi
|
1.756
|
KK
|
|
|
b.
Luka Berat
|
18
|
orang
|
|
|
c.
Luka Ringan
|
36
|
orang
|
|
|
d.
Meninggal Dunia
|
5
|
orang
|
|
3.
|
Fasilitas Umum
|
|
|
|
|
a.
Sarana Ibadah
|
26
|
Unit
|
Masjid : 5
(RR); 1 (RB)
Gereja : 15
(RR) 5 (RB);
|
|
b.
Sekolah
|
11
|
Unit
|
6 (RB); 5 (RR)
|
|
c.
PUSKESDES
|
1
|
Unit
|
Rusak Ringan (RR)
|
|
d.
Balai Desa
|
1
|
Unit
|
Rusak Berat (RB)
|
|
e.
Kantor Desa
|
3
|
Unit
|
1 (RB); 2 (RR)
|
|
f.
Lumbung
|
1
|
Unit
|
Rusak Ringan
|
No.
|
Uraian
|
Jumlah
|
Keterangan
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
4.
|
Infrastruktur
|
|
|
|
|
a.
Jalan
|
17
|
KM
|
Tertimbun longsoran (RR)
|
|
b.
Jembatan Kayu
|
3
|
Unit
|
Rusak Berat
|
|
c.
Duiker Plat
|
7
|
Buah
|
Rusak Berat
|
|
d.
Saluran Drainase
|
475
|
M
|
Rusak Berat
|
|
e.
Jaringan Pipanisasi
|
4
|
KM
|
Rusak Berat
|
|
|
|
|
|
DAFTAR KORBAN MENINGGAL DUNIA AKIBAT BENCANA GEMPA
BUMI
KABUPATEN SIGI
PER TANGGAL 25 AGUSTUS 2012
No.
|
Nama
|
Usia
|
Keterangan
|
|
1.
|
RONAL
|
9
|
Tahun
|
Desa Salua Kec. Kulawi
|
2.
|
FRIDA
|
28
|
Tahun
|
Desa Tomado Kec. Lindu
|
3.
|
ANI
|
70
|
Tahun
|
Sda
|
4.
|
MERLIN
|
9
|
Tahun
|
Sda
|
5.
|
IDA
|
47
|
Tahun
|
Desa Anca Kec. Lindu
|
BAB
V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Gempabumi
adalah peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi pada bagian dalam
bumi secara tiba-tiba. Terjadinya gempabumi disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya vulkanik, tektonik, runtuhan dan nuklir. Akibat yang di timbulkan
gempabumi yakni menimbulkan kerusakan bangunan, sarana dan prasarana umum
seperti jalan raya dan lain – lain. Upaya penanggulangan yang dapat kita
lakukan yakni dengan membuat bangunan yang sesuai standar / membuat bangunan
tahan gempa terutama di daerah rawan gempa.
Dari uraian diatas terdapat beberapa kesimpulan yaitu:
1.
Gempabumi adalah getaran yang
terjadi permukaan bumi. Gempabumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi
(lempeng bumi).
2.
Tipe gempabumi adalah gempa tektonik,
gempa vulkanik, gempa runtuhan dan gempa buatan.
3.
Gempabumi disebabkan oleh
pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan
yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai
pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan.
Pada saat itu lah gempabumi akan terjadi.
5.2
Saran
Saran yang dapat disampaikan penulis sebagai berikut:
Untuk mengantisipasi gempa bumi yang sampai saat ini belum bisa
diprediksikan kapan dan dimana akan terjadi maka dapat dilakukan beberapa
langkah sebagai berikut :
1.
Menentukan tempat-tempat
berlindung yang aman jika terjadi gempabumi.
2.
Menyediakan air minum untuk
keperluan darurat.
3.
Menyiapkan tas ransel yang
berisi (atau dapat diisi) barangbarang yang sangat dibutuhkan di tempat
pengungsian.
DAFTAR
PUSTAKA
Sumber
data Kegempaan dari BMKG Sulawesi Tengah
Sumber
data Kerugian Akibat Bencana Gempa Bumi dari BPBD Kabupaten Sigi 16 Mei 2016
http://www.pengertianku.net/2015/02/pengertian-gempa-bumi-dan-jenisnya-lengkap.html diakses 4 Mei 2016
https://fiflowers.wordpress.com/geofisika/gempabumi/parameter-gempabumi/ diakses 9
juni 2016